
Pemain :
Rangga Raditya – Guntur
Mamiek Prakoso – Pak Tejo
Lucky Martin – Raden
Ario Wahab – Mas Raino
Asrul Dahlan – Bang Bujang
Wawan Wanisar – Pak Lurah
Yati Surachman – nenek Raden
Surya Saputra – Pelatih Bulutangkis
Sutradara : Ari Sihasale
Dirmawan Hatta – penulis skenario
Penata Musik : Aksan Sjuman dan Titi Sjuman
Produser : Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen Sihasale.
Produksi : Alenia Productions
Description:
"Ngawur kon!"
Kalimat seru ini akan sering kita dengarkan begitu melihat film keluarga yang dibintangi oleh artis cilik berwajah oriental yang kampungan, Guntur dan Raden. Polah tingkah mereka semasa SD sering membuat geger warganya lantaran kerjaan dua bocah ini mencuri perkakas rumah, mulai senar gitar, balon mainan sampai tebah kasur. Namun begitulah esensi persahabatan dan perjuangan yang coba dituangkan dalam film "mini badminton" ini. Tak ketinggalan, canda tawa dan haru mereka di perkampungan dengan setting gunung, kawah, dan hutan, akan mengingatkan kita pada masa kecil, saat kita di desa. Seperti diriku. Huhuuuu:<,
“KING” adalah film keluarga karya sutradara Ari Sihasale, seorang aktor senior sekaligus produser yang sukses menelorkan “DENIAS – Senandung di Atas Awan” dan “Liburan Seru”. “KING” diproduksi oleh Alenia Productions yang didirikan oleh Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen.
Dua sejoli ini aktif membuat film, setelah sukses dengan “Denias”, kini mereka menghadirkan “KING” yang kisahnya terinspirasi legenda bulutangkis Indonesia, Liem Swie King (28 Februari 1956 – ).
Walaupun memang ada banyak deretan nama-nama legenda Bulutangkis di Indonesia, seperti Rudi Hartono, Tan Joe Hok, Iie Sumirat, Christian Hadinata, Ade Chandra, Tjun Tjun, Johan Wahyudi, Icuk Sugiarto, Alan Budi Kusuma, Susi Susanti,, dan lain-lain, namun hanya ada satu yang mempunyai ciri khas yang dikenang sampai sekarang, yaitu smash dengan cara melompat (jumping smash) yang kemudian dikenal dengan sebutan “King Smash” yang hingga kini masih melegenda dan ditiru oleh pemain-pemain dunia.
Film “KING” ini mengemas drama keluarga sarat dengan pesan pendidikan, perjuangan, dan nasionalisme. “KING” mengisahkan perjuangan dalam prestasi olah raga dari seorang anak dari desa, dengan kemauan dan latihan yang keras akan membawakan hasil yang heran. Senada dengan film “Garuda di Dadaku”, film “KING” ini disamping bertema olah-raga juga tentang persahabatan, suatu persahabatan ala “Hamlet dan Horatio”.
Suatu jenis persahabatan yang dapat mengungkapkan kepada kita bahwa manusia tidak dapat hidup sendirian. Setiap kesuksesan, apapun jenisnya selalu memerlukan dukungan dari orang-orang sekitarnya yang terdekat. Yaaah, namanya juga soulmate. Oh, ya. Aku udah nonton lho premiernya, di Plasa Surabaya. Tuh, dah tak aplot di bawah! dibaca ya...(ngawur, kon!!!)
Nonton yuuuuuk. Dibanyuwangi, kapan ya??
BalasHapus